Monday, 2 November 2015

KISAH SEEKOR SEMUT DENGAN MADU


Setitis madu jatuh di atas tanah. Datanglah seekor semut kecil, perlahan-lahan dirasainya madu tersebut.

Hmmm... manis. Lalu dia hendak beredar hendak pergi.

Namun rasa manis madu sudah terlanjur memikat hatinya. Dia pun kembali merasainya lagi, sedikit saja. Setelah itu barulah dia akan pergi. Janji dirinya.

Namun, ternyata dia merasa tidak puas hanya merasai madu dari pinggir titisannya.

Dia fikir, kenapa tidak sekalian saja masuk dan menceburkan diri agar boleh menikmati manisnya, lagi dan lagi.

Maka masuklah sang semut, tepat di tengah titisan madu tersebut dengan kaki kecil dan pinggang rampingnya.

Ternyata badan kecilnya malah tenggelam dalam madu, kakinya melekat dengan tanah.

Dan seperti gam, tentu saja tak boleh bergerak lagi. Baik ke kanan atau ke kiri.

Malang si semut kecil. Dia terus seperti itu hingga akhir hayatnya. Mati dalam takungan setitis madu.

Demikianlah analogi mudah tentang dunia dan pencinta dunia, sebagaimana diperumpamakan dalam sebuah pepatah Arab :

"Tiadalah akikat kenikmatan dunia ini melainkan bagai setitis besar dari madu.

Siapa yang hanya merasainya sedikit, ia akan selamat. Namun siapa yang menceburkan diri ke dalamnya, ia akan binasa."

Semoga kita beroleh manfaat daripada kisah pendek ini.

Biarkan dunia itu di genggamanmu, jangan di hatimu!

*Bagi yang tidak keberatan untuk share pengetahuan ini bersama orang lain, sila tekan butang LIKE di atas post ini untuk SHARE bersama rakan-rakan. Semoga ia menjadi manfaat untuk semua rakan-rakan anda yang memerlukan post ini dalam usaha untuk hidup lebih sihat, ceria dan bahagia.

No comments:

Post a Comment